(Catatan perjalanan Gili Trawangan) Terlalu lelah untuk menjelajahi Gili Trawangan

“Lepaskan carriermu, lupakan penatmu, nikmatilah indahnya gili trawangan”

Capek, lelah, tenaga berkurang dan entah kosakata apalagi yang bisa menggambarkan kelelahan fisik kami pada saat itu. 4 hari 3 malam di Rinjani, naik turun bukit, dihantam panas dan dingin angin gunung. Lengkap sudah kenikmatan yang disuguhkan Rinjani. Sekarang kami disini, hampir terlelap di sebuah kamar hotel Senggigi beach Hotel yang berlokasi di pinggiran pantai senggigi yang terkenal keeksotisannya.

Kami tiba sekitar pukul delapan malam setelah sempat salah check in di hotel Sheraton, pikiran sudah melayang kemana-mana menikmati kenyamanan akan menginap di hotel itu selama empat malam kedepannya ketika resepsionis memberikan welcome drinkpada kami. Ternyata ada miss comunication antara temanku dan ibunya yang melakukan booking. Jadinya kami dipindahkan ke hotel ini yang berlokasi tak jauh dari Sheraton, kenyamanannya tak begitu jauh berbeda. Masih sama-sama bernuansa pantai (yaiyalah dipinggir pantai) tenang, dan ROMANTIS!

Besok diputuskan kami akan menyeberang ke Gili Trawangan. Keputusan yang sebenarnya tak membuatku begitu senang, karena badan pasti sangat lelah dan tak akan bisa diajak bermaksimal-ria menikmati surga disana. Dari pada protes lebih baik aku tidur saja. Memulihkan energi yang sudah sangat terkuras.
Paginya, setelah bersiap-siap dan sarapan di hotel dengan makan kalap ala anak gunung yang baru turun gunung, kami bergegas menuju pelabuhan Lembar. Liburan kali ini sedikit menyenangkan, mobil jemputan selalu tersedia mengantarkan kemanapun tujuan kami lengkap beserta sopirnya.

20140217-173557.jpg
Tak lama kurang dari satu jam kami menyusuri jalanan dipinggir Lombok Barat, kami tiba di pelabuhan lembar, gerbang yang mengantarkan kami menuju Gili Trawangan. Suasana cukup ramai dengan warga lokal yang ingin menyeberang kesana, ada juga turis lokal dan para bule yang ikutan menyeberang. Kapal berangkat setelah terisi penuh sesuai jumlah penumpang yang ditargetkan. Aku dan temanku duduk didepan. Karena bentuk kapal yang kecil, goyangannya sangat terasa sekali ketika menghantam ombak besar, tak pelak air menyiprat kedalam dan mengenai kami.

Pulau gili trawangan berada paling ujung dari dua gili lainnya, meno dan air yang relatif sepi. Gili trawangan dipilih karena menawarkan hiburan bebas ala-ala pinggiran pantai. Tiba dibibir pulau gili trawangan kami disambut hiruk pikuknya warga dan turis yang mungkin sedang menunggu keberangkatan untuk kembali ke Lombok. Ekspektasiku mengenai pulau gili trawangan seperti di film Arisan 2 langsung hilang. Ketenangan jauh sekali dari suasana yang ada di gili trawangan. “yaaaaah begini toh, yaudah nikmatin aja”

20140217-173751.jpg
Gili trawangan pagi itu sangat cerah. Liburan menikmati pantai di musim hujan seperti ini memang selalu bikin deg-degan takut cuaca jelek. Makanya berkali-kali aku mengecek ramalan cuaca di HP berharap cuaca bagus. Aku kagum dengan pantai ini, air lautnya jernih sekali. Kilau kebiruan menghampar luas bersanding dengan bukit-bukit pulau Lombok yang berada diseberang sana. Ada sebuah dermaga yang menyita perhatianku. Nampaknya indah menikmati pantai dari sana. Kami segera mengisi perut, gerobak bakso yang dijajakan dipinggir pantai menjadi pilihan. Selepas itu kami segera mencari penginapan. Dari ujung ke ujung kami berkeliling mencari penginapan dengan harga yang bersahabat tentunya. Jatuhlah pada penginapan yang cukup besar dengan dua kasur tidur yang besar, AC, kipas angin dan KM di dalam. Cukup nyaman dan harganya bersahabat. Ngadem dan beristirahat sebentar. Dan ternyata kami ketiduran. Aku terbangun sore harinya. Mengajak temanku berkeliling pantai. Karena memang dasarnya sudah bosan dengan pantai dan tubuh yang masih kelelahan, kami hanya menikmati sebentar lalu balik ke penginapan. Aku berganti pakaian, berinisiatif untuk mandi di pantai. Temanku memilih untuk tiduran. Puas menikmati air laut dipinggir pantai atau entah karena bosan dan kikuk mandi sendiri dikelilingi para bule setengah telanjang, aku memutuskan untuk balik ke penginapan kemudian mandi dan balik lagi ke pinggir pantai.

20140217-185015.jpg
Tujuanku kali ini adalah dermaga yang siang tadi ku lihat. Ku arahkan langkah menuju dermaga. Setibanya disana dermaga sepi, untung nih pikirku. Aku memang kurang menyukai keramaian ketika berlibur seperti ini. Ku abadikan panorama gili trawangan sore itu. Pantainya sungguh cantik. Aku jatuh cinta dengan perpaduan warna biru langit yang lembut dan berawan bersanding dengan warna biru laut yang pekat karena jernihnya air laut di pinggiran pulau ini. Mendengarkan musik favorit dengan suasana seperti ini adalah keharusan bagiku. Ku setel playlist lagu favoritku. Kubiarkan tiap baitnya meresap ke telingga. Luar biasa Tuhan!

Puas menikmati sore itu aku kembali ke penginapan. Masih mendapati teman-temanku tertidur lelap, akupun ikut tertidur. Terbangun pukul 9 malam, perut minta diisi nampaknya, kami susuri jalanan pinggiran pantai disini. Segala macam jenis cafe, bar dan resto tersedia disini. Musik reggae, dance-hall, rock tersedia disini. Makananpun begitu, dari yang tradisional indonesia, chinese hingga western tersedia, namun western lebih mendominasi, mungkin dikarenakan pulau ini lebih didominasi turis-turis bule dari pada turis lokal. Makanan dan minuman disini harganya lebih mahal dari harga rata-rata.

Kami berjalan sampai ke ujung, akhirnya pilihan jatuh ke jagung bakar. Bingung mau makan apa. Jauh-jauh kesini makanan yang dimakan cuma bakso, jagung bakar, dan nasi biasa. Entah mungkin selera makan yang hilang atau kantong yang lagi pas-pasan. Entahlah.

Puas menikmati malam disini kami kembali ke penginapan. Sedikit terkejut melihat cafe dan bar banyak yang sudah tutup padahal baru pukul 10 malam.

Paginya kami bangun sedikit lebih pagi. Aku, alvero dan Afib berniat menyusuri pantai pagi hari. Arief masih tertidur pulas. Sebenarnya pantainya tergolong biasa saja. Masih ada sampah disepanjang pantai, pasirnya bercampur dengan pasir hitam, ku curigai pasir hitam itu mengandung mineral timah karena berat ketika ku genggam, sama seperti pasir dipantai dekat rumahku. Yang menarik dari gili trawangan adalah air lautnya yang jernih kebiruan. Berjalan sedikit jauh akhirnya kami menemukan penangkaran penyu. Kami berhenti melihat tukik-tukik kecil ditangkarkan disini. Berfoto sedikit dengan tukik, kemudian balik lagi. Putar arah kami kembali ke penginapan

20140217-175719.jpg
Sepanjang perjalanan temanku alvero selalu sibuk memainkan gitarnya, akupun ikut bernyanyi sekenanya meskipun lupa liriknya. Tiba dipenginapan kami bersiap pulang, kembali ke Lombok. Penjelajahan singkat di Gili Trawangan kali ini belum memberikan kepuasan maksimal. Kami tidak sempat snorkeling apalagi diving (mahal) gak punya lisensi juga.

Semoga suatu hari bisa kembali kesini lagi dan menikmati sepuasnya pulau ini dengan kondisi badan yang lebih fit tentunya

20140217-180330.jpg